Minggu, 09 Mei 2010

Perubahan Logo PT. Telkom

PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) memiliki sejarah panjang, jauh sebelum Negara Indonesia dideklarasikan oleh Soekarno bersama rekan-rekan seperjuangannya. Pengabdian perusahaan ini dimulai 23 Oktober 1856, tepat saat dioperasikannya layanan telekomunikasi pertama dalam bentuk pengiriman telegraf dari Batavia (Jakarta) ke Buitenzorg (Bogor). Patutlah kiranya jika Telkom dinobatkan sebagai operator telekomunikasi tertua, terkemuka, dan terbesar di Indonesia.
Untuk mengantisipasi gaya hidup masa depan, Telkom pun beralih dari ‘separate providers’ menuju ‘single provider’. Sehingga, ditetapkanlah TIME sebagai portofolio bisnis yang baru.

Logo Lama Telkom
















Logo Baru Telkom


“Hadirnya portfolio bisnis baru ini sejalan dengan positioning baru Telkom, yakni life confident, dengan mengusung lima nilai baru (expertise, empowering, assured, progressive, dan heart). Sedangkan tagline baru Telkom adalah The World is in Your Hand (sebagai pengganti Committed 2U),”
Baca Selengkapnya..

Peranan Telkom bagi Nasional

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk


adalah penyedia layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. TELKOM menyediakan layanan InfoComm, telepon tidak bergerak kabel (fixed wireline) dan telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), layanan telepon seluler, data dan internet, serta jaringan dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan.
Sektor telekomunikasi mengalami pertumbuhan sangat pesat. Sebelas tahun lampau, Indonesia hanya memiliki tiga operator saja, tetapi kini telah ada belasan operator selular yang terdaftar.

Ini menunjukkan Indonesia memiliki potensi besar sehingga menarik banyak investor asing maupun lokal yang ingin meraup untung dalam bisnis selular di Indonesia yang masih tergolong “underdeveloped”, dari segi infrastruktur dan market penetrasi, tetapi memiliki harga “air time” yang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Dari beberapa rujukan tergambar setidaknya ada empat atau lima operator terbesar di Indonesia dari segi jumlah konsumen dan jaringan. Namun operator lainnya sedang berlomba-lomba untuk mengejar operator besar ini. Oleh sebab itulah, terjadi suatu lonjakan yang tinggi di dalam pembangunan jaringan infrastruktur selular.

Inilah yang menjadi sorotan banyak pihak. Sebab, pertumbuhan yang tidak terpadu akan berdampak negatif karena akan merusak estetika luar ruang. Pembangunan TELKOM dengan pola “ individu” memberikan peluang ekonomi terbatas ke daerah (hanya pembelian tanah, pajak tanah dan pajak perijinan saja). Sedangkan dalam kerangka Otonomi Daerah, pembangunan menara telekomunikasi terpadu dengan konsep menara bersama diperkirakan mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah yang signifikan.

Itulah sebabnya pertumbuhan yang pesat ini seyogyanya perlu diimbangi dengan regulasi yang sesuai untuk menghindari masalah-masalah yang berhubungan dengan estetika dan pertumbuhan ekonomi daerah. Maka perlu ada regulasi pembangunan dan penataan menara telekomunikasi bersama.
Baca Selengkapnya..

Perkembangan Internet Bagi Pendidikan

Secara nasional, Usaha Pemakaian Internet Untuk Kemajuan Pendidikan di Indonesia telah dimulai semenjak akhir tahun 1990-an
.


Mulanya dalam bentuk LAN (local area network); ketika sistem itu diperkenalkan di beberapa sekolah kejuruan di berbagai kabupaten dan kota. Kemudian, dikembangkan menjadi WAN (wider area network), yang memungkinkan antar sekolah dan kantor dinas saling terhubung, dengan saluran radio sebagai media. Kini telah ada ICT dengan hubungan ke internet melalui protocoler ICT Depdiknas Jakarta atau lebih dikenal dengan JARDIKNAS. Sistem ini telah memungkinkan semakin banyak sekolah dan kantor pendidikan di seluruh Indonesia terhubung dengan internet.

Usaha sosialisasi Pemanfaatan internet untuk pendidikan maupun untuk berbagai kegiatan pemerintahan, cukup gencar, kita saksikan di layar televisi. Ada sidang pengadilan (mendengar kesaksian) jarak jauh, bahkan ada konferensi asosiasi mendiknas 11 negara se-Asean di Bali, yang diresmikan Presiden Susilo. Sidang itu, malah, diikuti pula oleh tujuh anggota asosiasi, dari negara maju lain-nya. Tema konferensi ini adalah “Pemanfaatan Komunikasi Informasi dan Teknologi untuk meningkatkan kualitas dan nilai-nilai pendidikan”.
Secara makro, Indonesia sudah melakukan sosialisasi pemakaian komputer dan internet secara memadai. Yang diperlukan sekarang, menurut saya, adalah sosialisai yang langsung menyentuh para staf dinas pendidikan di propinsi, kabupaten dan kota serta semua guru mata pelajaran. Dengan begitu pemakaian internet dikalangan pendidik dan siswa akan bisa berkembang.
Baca Selengkapnya..

Komputer, Internet untuk Pendidikan

Pemanfaatan Internet, dalam dunia pendidikan, dapat digunakan pihak siswa dan guru untuk dua hal:
  • Pertama, pemakaian internet untuk kepentingan administrasi dan manajemen pendidikan, di tiap sekolah, dan secara nasional. Manajemen data pendidikan bisa dilakukan secara berangkai, terhubung dalam satu sistem komunikasi dua arah, mulai dari kantor Departemen Pendidikan, dinas propinsi, kabupaten kota, sampai ke masing-masing sekolah, dan sebaliknya. Dengan begitu, administrasi pendidikan yang mencakup lalulintas informasi pendidikan bisa dilaksanakan dengan mudah, lancar, cepat, dan lebih murah.
  • Kedua, penggunaan internet untuk ( alat pembelajaran) dan atau sumber belajar. Negara kita termasuk yang tertinggal dalam Pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran. Bahkan, kita terbelakang dalam Pemanfaatan teknologi pembelajaran dengan pemakaian komputer non internet, sekalipun. Padahal, komputer telah cukup lama dan cukup banyak tersebar di sekolah, dan di tengah masyarakat. Di berbagai kota kecamatan, sudah sangat banyak ditemukan toko, (usaha) sewa komputer. Semua perangkat teknologinya sudah tersedia, namun kita lemah dalam Pemanfaatan.


Kata ‘PENDIDIKAN’, biasanya, diasosiasikan dengan orang dewasa, yaitu: tenaga kependidikan dan guru. Sementara, kata ‘BELAJAR‘ dikaitkan dengan siswa. Mendidik adalah usaha sadar yang semestinya dilakukan oleh orang yang telah terdidik kepada anak didik.


Agar pendidikan atau pembelajaran efektif; sebaiknya, siswa juga melakukan pembelajaran secara sadar. Anak muda diharapkan mau mempelajari apa-apa yang bernilai pendidikan. Namun pada kenyataannya, anak muda biasanya hanya akan mempelajari apa yang disukainya saja. Yang kurang disukainya tidak akan mereka pelajari, betapapun pentingnya objek itu menurut pandangan orang terdidik. Hal yang positif dari produk teknologi, adalah, siswa menyukainya. Siswa dengan mudah mengenal dan mengoperasikan peralatan teknologi. Tugas guru menjadi terbantu, karena mereka cukup memberikan arahan dari segi content, isi situs pendidikan saja.
Baca Selengkapnya..

Hari Pendidikan Nasional

ki hajar dewantaraHari ini merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada hari ini hampir setiap institusi yang ada kaitannya dengan dunia pendidikan mengadakan upacara bendera. Upacara untuk memperingati hari bersejarah bagi dunia pendidikan Indonesia. Bidang pendidikan yang harusnya bisa mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Bidang pendidikan yang harusnya mampu melahirkan generasi yang dapat berpikir mana benar mana salah. Generasi yang dilahirkan dari dunia pendidikan ini harusnya mampu memerangi mafia korupsi yang kian hari makin merajalela. Bahkan kian pandai seseorang maka korupsi yang dilakukan pun makin rapi dan busuk.
Dunia pendidikan kita memang memprihatinkan. Standar kelulusan yang dinaikkan menjadi 5 adalah salah satu usaha pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun di sisi lain ada keprihatinan yang menggelayuti dunia pendidikan kita bahwa tidak sedikit para pelajar kita yang merasa ketakutan tidak bisa lulus dengan standar kelulusan yang dinaikkan tersebut. Bahkan ada yang rela berbuat curang dengan melakukan kegiatan mencontek.
Yang lebih parah lagi ada orang tua yang tidak tega atau bahkan mungkin malu bila anaknya tidak lulus ujian, melakukan segala cara bahkan dengan cara menyogok untuk dapat meluluskan anaknya. Bahkan ada fenomena yang sangat keji dalam dunia pendidikan kita, yaitu adanya soal yang bocor. Gejala apakah yang sedang terjadi dalam dunia pendidikan kita. Bukankah muka dunia pendidikan di Indonesia benar-benar tercoreng dengan kasus bocornya soal tersebut. Siapa yang harusnya bertanggungjawab dalam masalah bocornya soal ini. Presidenkah, Menterikah, Dinaskah, atau para orang tua yang dengan relanya mengeluarkan sejumlah uang yang bagi para pengemis di pinggir jalan itu adalah jumlah yang sangat besar sekali, demi satu jawaban soal. Dimanakah nurani para pihak yang terkait langsung dalam penyelenggaraan ujian ini?
Hari ini sebagai hari pendidikan nasional. Tidak perlu kita, terlebih khusus para pejabat pemerintahan dan pengambil kebijkana pendidikan nasional berpikir keras dengan berbagai teori dan berbagai pedoman unutk memajukan pendidikan di Indoensia. Bahkan kitapun tidak perlu sibuk mencari cara-cara dan trik-trik untuk bersaing dengan Negara lain khususnya dalam bidang pendidikan. Dengan ketertinggalan pendidikan serta problematika pendidikan yang terjadi terus-menerus di Negara kita, bagaimana jalan keluar yang perlu diambil agar kedua hal diatas tidak terjadi lagi? Memang berat kalau memikirkan penyelesaiaanya serta penuntasan problemnya. Namun semua akan terasa ringan dan mudah kalau penyelesaian ini kembali kepada system demokrasi sesuai dengan asas dan falsafah Negara kita. System demokrasi mengutamakan kebersamaan dalam mengambil keputusan dan tindakan. Ketika keputusan diambil secara bersama-sama (musyawarah) maka semua pihak yang ikut mengambil bagiaan termasuk masyarakat akan merasa puas dan bahagia, sehingga penerapan dan prakteknya dapat memberi kepuasaan kepada semua pihak dan semua instansi. Dengan cara seperti ini alhasi pendidikan di Indonesia sedikit baik mutunya hingga kita bisa merasakan enak dan baiknya pendidikanan.
Baca Selengkapnya..

© 2010 Pentingnya Internet Bagi Pendidikan Nasional Sponsored by: Telkom